Kamis, 14 Oktober 2010

Wayang PoLitIk dalam Lakon “ PoLitik yang menggelitik”

Seperti yang sama-sama kita ketahui dan saksikan bersama dimana seolah terselesaikannya masalah yang menyangkut salah satu BANK sebut saja (BANKong) yang jarang diketahui oleh khalayak umum dimana dalam penyelesainnya melalui jalur voting oleh orang-orang yang duduk manis dalam kursi PEMERINTAHAN.
Masalah yang cukup berlarut ini menyeret 2 nama PETINGGI NEGARA yang juga bernaung di 2 partai politik besar dari sekian banyak Parpol yang ada di Indonesia. Sebut saja Pak Haha dan Bu Huhu.
Kedua nama ini disebut-sebut menjadi pihak yang bertanggung jawab atas skandal yang terjadi dalam tubuh BANKong.
Berbagai jalan ditempuh untuk meluruskan benang yang “njlimet” dalam kasus ini,dibentuk tim ini-itu,panitia ini-itu. Dan yang paling akhir berdiri adalah PanSus yang terdiri dari berbagai fraksi parpol di Indonesia. Dimana 2 fraksi parpol yang menaungi Pak Haha dan Bu Huhu juga ikut andil di dalamnya.
Hal ini seperti nampak percuma. Mengapa percuma? Karena sebenarnya saat ini di Indonesia hanya ada 2 JENIS PARPOL. Pertama adalah Partai Koalisi, Kedua adalah Partai Oposisi,dan yang namanya Koalisi berarti persekutuan, gabungan atau aliansi beberapa unsur, di mana dalam kerjasamanya, masing-masing memiliki kepentingan sendiri-sendiri. Aliansi seperti ini mungkin bersifat sementara atau berasas manfaat. Dalam pemerintahan dengan sistem parlementer, sebuah pemerintahan koalisi adalah sebuah pemerintahan yang tersusun dari koalisi beberapa partai. Dalam hubungan internasional, sebuah koalisi bisa berarti sebuah gabungan beberapa negara yang dibentuk untuk tujuan tertentu. Koalisi bisa juga merujuk pada sekelompok orang/warganegara yang bergabung karena tujuan yang serupa. Koalisi dalam ekonomi merujuk pada sebuah gabungan dari perusahaan satu dengan lainnya yang menciptakan hubungan saling menguntungkan.
( http://id.wikipedia.org/wiki/Koalisi), sedangkan Oposisi berarti sebaliknya dengan kata lain Lawan atau sebutlah yang berpandangan lain dengan Pemerintah. Maka dari penjelasan singkat ini timbul lelucon besar.
Semua pasti akan saling menutupi dan saling menekan sana-sini. Partai Koalisi pasti akan Pro terhadap apapun suara dari Sang Penguasa Tahta. Sedangkan pihak Oposisi akan terus mengeluarkan “senyum licik” dan terus mencecar pihak Koalisi.
Dalam kasus BANKong ini,tertuduhlah 2 nama yang dianggap bertanggung jawab atas kekisruhan ini. Padahal 2 nama ini merupakan anggota dari Partai Pro Pemerintah. Timbulah satu pertanyaan besar,”kemana anggota-anggota pansus lain yang juga tergabung dalam partai koalisi? Kenapa bisa 2 nama ini yang dituduh? Kenapa tidak berusaha melindungi?
Bukan hanya itu.
Setelah hasil dirumuskan,munculah judul baru yaitu: Rekomendasi Pansus,kemudian hasil ini dibawa kedalam suatu Sidang Raksasa yang disebut-sebut Sidang ini mempunyai kedudukan paling tinggi. Dan disinilah letak lucunya,sidang ini juga melibatkan semua fraksi-fraksi PArpol yang ada di Pemerintahan yang juga dipisahkan oleh apa yang disebut KOALISI vs OPOSISI…
Namun karena sidang ini sudah berbekal REKOMENDASI PanSus,dalam siding kali ini hanya dan harus memutuskan satu keputusan bulat dan solid atas masalah skandal BANKong yang sudah cukup memakan korban jiwa serta mental Rakyat Indonesia. Bagaimana caranya? Diputuskanlah mengambil alternative terakhir yaitu dengan cara Voting. Pertama dilakukan voting per Fraksi,tentu saja kali ini Parpol yang Pro tetap berusaha membela tertuduh yang merupakan anggota dari Pemerintahan,sedangkan Kontra juga tetap pada pendiriannya bahwa kedua nama tersebut adalah pihak yang BERTANGGUNGJAWAB atas Kekacauan ini. Namun kemudian munculah voting tebuka,dimana voting ini mengambil suara per orang atau suara pribadi. Jadi dimungkinkan dalam satu fraksi timbul 2 suara yang berbeda,dan hal ini terbukti saat salah satu Fraksi (koalisi) yang baru saja ditinggal wafat oleh salah satu pendirinya(mantan Presiden RI) diambil suaranya. Salah satu anggotanya nampak memilih Option yang berbeda dengan pilihan anggota lainnya,dan parahnya dengan bangganya ia melambai-lambai dengan senyum terkembang ditengah sorak-sorai riang anggota fraksi (oposisi) lainnya. Nampak bagaikan anak kecil yang berhasil dipengaruhi temannya agar ia membolos sekolah,padahal sang Ibu (pemerintah) melarangnya membolos Sekolah.

Ini Demokrasi, anda boleh mentertawakan para Wayang PoLitIk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar